Terkini

Roti Gandum Bebas Gluten, Masa Sih?

Dari Makanan Ternak Jadi Santapan Kaisar


Kedelai semula hanya untuk konsumsi ternak. Tapi setelah manusia menyadari kadar gizinya yang tinggi, akhirnya jadi santapan di seluruh dunia. Bahkan kini, berkat kreativitas para pakar kuliner tempe bisa tampil bergengsi di meja makan.

Foto: rawpixel/pixabay
 
Negara yang rakyatnya pertama kali menyantap kedelai adalah Cina. Tak jelas mulai kapan negara ini mulai menjadikan kacang kedelai sebagai makanan. Baru pada abad ke-6 kacang kedelai diperkenalkan bersama tahu ke Jepang. Kacang ini langsung digemari di seluruh Jepang. Terutama tahu.

Bangsa “Matahari Terbit” itu kemudian menciptakan dua jenis tahu yakni momen tofu (seperti tahu yang biasa kita konsumsi) dan kinugoshi tofu yang dibuat sebagai hasil pengentalan susu kedelai.

Selain itu, mereka juga menciptakan makanan lain yang terbuat dari kedelai seperti miso dan nato. Di Indonesia miso serupa dengan tauco, namun jamur yang digunakan untuk fermentasi berbeda sehingga bentuk dan rasanya pun tak sama.

Sedangkan cara pembuatan nato (mirip tempe) dengan menyemprotkan spora bacillus nato pada kedelai yang telah dimasak. Kemudian kedelai dimasukan ke dalam kantong plastik yang berlubang dan difermentasi selama 14 - 18 jam.

Orang Jepang memang biasa menyantap makanan dari kedelai, antara lain tofu, miso, dan nato. Hampir tiap hari selalu ada produk kedelai di meja makan mereka. Misalnya kecap, tak pernah luput saat mereka makan. Serupa dengan kebiasaan kita, mungkin?


Sumber Energi

Kalau kini kedelai bisa melanglang buana, penyebabnya tak lain seorang anggota pengadilan Jepang yang mempersembahkan sebatang pohon kedelai kepada Komodor Perry. Pohon itu kemudian tumbuh subur di Amerika. Untuk mengenang pemberinya, kacang itu mereka beri nama kacang Jepang.

Meski kemudian mudah didapat di Amerika, namun kedelai tidak menjadi santapan manusia di negeri Paman Sam. Maklumlah di negara asalnya pun, semula kedelai hanya disantap masyarakat golongan rendah atau orang-orang vegetarian yang tidak makan daging. Uniknya, Amerika Serikat saat ini justru dikenal sebagai negara penghasil kedelai utama dunia.

Padahal, awalnya kedelai diterima masyarakat negara maju ini sebagai makanan ternak. 

Karena itu mereka heran kenapa orang Jepang yang sama majunya mau menyantap makanan ternak.


Bertahun-tahun kemudian, barulah mereka mengakui kedelai dapat dijadikan santapan yang nikmat, terutama setelah mereka menyadari kandungan gizinya yang tinggi. Dari kedelai pula mereka lalu membuat minyak yang bebas kolesterol.

Minyak kedelai berfungsi sebagai sumber energi, pembawa vitamin yang larut dalam lemak, mempermudah penyerapan vitamin dan membawa vitamin A, D, E, dan K. Konon karena mengandung acetyl ether phospholipids, minyak kedelai juga disebut-sebut sebagai makanan yang dapat mencegah kanker.

Berbeda dengan Amerika yang baru memanfaatkan kedelai pada tahun-tahun belakangan ini, di Indonesia sudah menjadikan kedelai sebagai makanan sehari-hari sejak lama.

nasi bakar di pawondina
Tempe goreng menambah kelezatan menu nasi bakar di Pawondina (by order)
 
Dengan kreativitas bangsa kita yang cukup tinggi, kedelai disulap menjadi tempe, tahu, tauco, kecap dan kembang tahu.

Sayangnya karena harganya yang relatif rendah, tempe dan tahu tidak dijadikan masakan bergengsi. Lain halnya dengan Cina yang mengolah tahu menjadi berbagai masakan mewah yang bahkan kemudian menjadi santapan kelas tinggi dan dijadikan menu istana kaisar dinasti Ching.

Kelemahan Kedelai

Meski keunggulan kedelai segudang, tetapi kedelai juga memiliki kelemahan, yaitu mengandung beberapa zat anti gizi dan penyebab kembung.

Kedelai mengandung antara lain tripsin inhibitor yang dapat menghambat kerja enzim pencernaan yang bertugas memecah protein menjadi zat yang mudah diserap tubuh. Nah protein yang tidak tercerna ini, selain akan terbuang sia-sia juga akan menyebabkan perut kembung.

Kedelai juga mengandung goitrogenik, yakni senyawa kimia yang dapat menghambat produksi hormon teroid. Akibatnya seperti juga kekurangan yodium, yaitu penyakit gondok dan teretin.

Kendati begitu, Anda tidak perlu lantas menolak segala produk kedelai. Karena zat-zat tadi kadarnya sedikit sekali dan bisa dinonaktifkan dengan cara perendaman dan pemanasan atau fermentasi. Jadi sepanjang kita tidak makan kedelai mentah, bahaya itu tidak ada.




Artikel Terkait

Komentar

Posting Komentar