- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Terkini
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Beberapa tahun lalu sempat viral postingan tentang waktu paling tepat makan buah. Disebutkan, orang Yahudi memiliki otak pintar karena mengonsumsi buah-buahan sebelum makan. Karuan, pendapat ini jadi tren. Beberapa kali aku menghadiri resepsi pernikahan, atau menghadiri undangan jamuan, diberitahu oleh teman agar makan buah dulu sebelum santapan besar (main course).
Tapi sulit membiasakan hal ini. Aku kadung terbiasa makan buah setelah habis nasi sepiring (uuups, ketahuan deh nafsu makanku). Pasangan atau teman sering mengingatkan, mau pintar seperti orang Yahudi atau tidak? Mau punya anak pintar atau tidak? Santap buah dulu, jangan turuti nafsu lihat lauk-pauk menggoda di atas meja.
Aku tak punya kekuatan membantah tanpa pengetahuan cukup. Alhasil, buka lagi buku dan berselancar di dunia maya sehingga menemukan artikel berikut dari issuu.
Kita sudah tahu manfaat buah-buahan, bukan? Banyak vitamin, mineral, dan zat berguna bagi tubuh. Buah juga memiliki antioksidan yang berguna untuk menangkal radikal bebas, serta sebagai alat detoksifikasi dan penyedia gula alami. Makan buah 3 (tiga) kali sehari bisa membersihkan tubuh dari racun dan membantu sistem pencernaan.
Namun, ternyata kita harus tahu bahwa buah punya karakteristik masing-masing, yakni:
1) Ada buah memiliki sifat asam seperti jeruk, limau, kedondong
2) Ada buah yang kaya serat (kita bisa makan berikut kulitnya) seperti apel, anggur, dan sebagainya.
3) Ada buah yang memiliki kandungan air seperti semangka dan melon.
4) Buah-buahan lainnya memiliki daging yang padat seperti pisang, mangga, dan sebagainya.
Nah, dari karakteristik di atas sebenarnya kita bisa menentukan waktu terbaik mengonsumsi buah. Sebelum atau sesudah makan.
Beberapa ahli gizi mengatakan waktu terbaik adalah satu jam sebelum makan besar. Alasannya, zat gizi buah yang terserap tubuh bakal lebih maksimal. Buah dengan kandungan gula tinggi cocok untuk pendapat ini, pasalnya gula pada buah tak perlu dipecah lagi agar diserap tubuh, berbeda dengan nasi misalnya.
Alasan berikutnya, lazimnya buah mengandung air lebih dari 90% sehingga mudah dicerna tubuh. Artinya, jika kita makan buah sebelum lunch atau dinner maka tubuh sudah mencerna dan tak bakal menghambat proses pencernaan nasi beserta lauknya.
Tapi wajib diingat, apakah Anda punya masalah dengan lambung? Kalau ya, sebaiknya makan buah setelah makan agar tak menaikkan asam lambung. Beberapa buah memiliki sifat mempermudah pelepasan gas atau asam lambung.
Pada kasus tertentu, misalnya bagi pasien diabetes harus pintar memilih buah-buahan dengan karakteristik tertentu agar aman. Ingat, mayoritas buah memiliki gula cukup tinggi, berarti penderita diabetes setidaknya bisa mengombinasikan buah dengan makanan yang sedikit karbohidrat atau protein.
dari penjelasan di atas, kita sekarang mengerti bahwa makan buah tak punya aturan khusus soal waktu. Sebelum atau sesudah makan, silakan saja, yang penting pahami karakteristik buah yang mau disantap.
Kalau soal orang Yahudi pintar, percaya deh itu bukan karena cara mereka makan buah. Itu kayaknya sudah genetika. Mengapa bisa begitu, ya tanya saja sama Tuhan hehehe...
Foto: Brooke Cagle on Unsplash
|
Tapi sulit membiasakan hal ini. Aku kadung terbiasa makan buah setelah habis nasi sepiring (uuups, ketahuan deh nafsu makanku). Pasangan atau teman sering mengingatkan, mau pintar seperti orang Yahudi atau tidak? Mau punya anak pintar atau tidak? Santap buah dulu, jangan turuti nafsu lihat lauk-pauk menggoda di atas meja.
Aku tak punya kekuatan membantah tanpa pengetahuan cukup. Alhasil, buka lagi buku dan berselancar di dunia maya sehingga menemukan artikel berikut dari issuu.
Kita sudah tahu manfaat buah-buahan, bukan? Banyak vitamin, mineral, dan zat berguna bagi tubuh. Buah juga memiliki antioksidan yang berguna untuk menangkal radikal bebas, serta sebagai alat detoksifikasi dan penyedia gula alami. Makan buah 3 (tiga) kali sehari bisa membersihkan tubuh dari racun dan membantu sistem pencernaan.
Namun, ternyata kita harus tahu bahwa buah punya karakteristik masing-masing, yakni:
1) Ada buah memiliki sifat asam seperti jeruk, limau, kedondong
2) Ada buah yang kaya serat (kita bisa makan berikut kulitnya) seperti apel, anggur, dan sebagainya.
3) Ada buah yang memiliki kandungan air seperti semangka dan melon.
4) Buah-buahan lainnya memiliki daging yang padat seperti pisang, mangga, dan sebagainya.
Nah, dari karakteristik di atas sebenarnya kita bisa menentukan waktu terbaik mengonsumsi buah. Sebelum atau sesudah makan.
Beberapa ahli gizi mengatakan waktu terbaik adalah satu jam sebelum makan besar. Alasannya, zat gizi buah yang terserap tubuh bakal lebih maksimal. Buah dengan kandungan gula tinggi cocok untuk pendapat ini, pasalnya gula pada buah tak perlu dipecah lagi agar diserap tubuh, berbeda dengan nasi misalnya.
Alasan berikutnya, lazimnya buah mengandung air lebih dari 90% sehingga mudah dicerna tubuh. Artinya, jika kita makan buah sebelum lunch atau dinner maka tubuh sudah mencerna dan tak bakal menghambat proses pencernaan nasi beserta lauknya.
Tapi wajib diingat, apakah Anda punya masalah dengan lambung? Kalau ya, sebaiknya makan buah setelah makan agar tak menaikkan asam lambung. Beberapa buah memiliki sifat mempermudah pelepasan gas atau asam lambung.
Pada kasus tertentu, misalnya bagi pasien diabetes harus pintar memilih buah-buahan dengan karakteristik tertentu agar aman. Ingat, mayoritas buah memiliki gula cukup tinggi, berarti penderita diabetes setidaknya bisa mengombinasikan buah dengan makanan yang sedikit karbohidrat atau protein.
dari penjelasan di atas, kita sekarang mengerti bahwa makan buah tak punya aturan khusus soal waktu. Sebelum atau sesudah makan, silakan saja, yang penting pahami karakteristik buah yang mau disantap.
Kalau soal orang Yahudi pintar, percaya deh itu bukan karena cara mereka makan buah. Itu kayaknya sudah genetika. Mengapa bisa begitu, ya tanya saja sama Tuhan hehehe...
Artikel Terkait
Komentar
sangat bermanfaat sekali infonya
BalasHapusxl.co.id terus belajar