- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Terkini
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Mendengar istilah food
combining, Anda mungkin langsung berpikir tentang diet. Memiliki pola makan
yang benar memang jadi syarat utama untuk menurunkan berat badan, tapi food combining lebih dari itu. Tujuan utamanya
justru terkait kesehatan tubuh.
Foto: Brooke Lark on Unsplash
|
Makanan sehat tentu tak bisa lepas dari sayur-mayur dan
buah. Tak heran pegiat vegetarian begitu lantang mengingatkan kita tentang manfaat
sayur serta menghindari daging.
Kita mungkin belum bisa seekstrim para vegan yang sangat ketat memilah makanan. Tapi setidaknya menyetujui
bahwa sumber terbaik memang dari tetumbuhan. Karena itu, pola makan food combining lebih banyak memanfaatkan
khasiat dari sayur dan buah-buahan.
Selain kaya serat, buah dan sayuran kaya zat antioksidan
penangkal sel kanker, penyakit stroke, jantung, katarak, dan gangguan kesehatan
lainnya. Sayur dan buah pun mampu menghambat proses penuaan dini, bahkan
mempermuda kembali sel-sel yang terlanjur menua.
Larut dan Tak Larut
Kita sudah paham buah dan sayuran banyak mengandung serat.
Yang penting diketahui, ternyata terbagi dua yakni serat larut dan serat tak
larut.
Termasuk serat larut adalah pektin dan gum, sejenis
“getah” mirip gel. Meski ada juga dalam sayuran, buah-buahan umumnya lebih kaya
pektin dan gum. Serat jenis ini yang membuat pepaya dan labu siam mengeras jika
direndam, khususnya dalam air kapur sirih.
Sementara itu, sayuran biasanya lebih kaya serat tak larut,
seperti selulose dan hemiselulose. Jenis serat tak larut lainnya adalah lignin,
banyak tersimpan dalam jaringan sayuran yang sudah mulai menua dan buah-buahan
yang dimakan bersama kulitnya, seperti apel, dan jambu biji. Kalau serat larut
berbentuk gel, serat jenis ini fisiknya mirip busa spons.
Serat makanan bukanlah zat gizi, karena tidak tercerna.
Namun serat memberi manfaat khusus bagi kesehatan. Begitu masuk ke dalam sistem
pencernaan, serat larut akan menyerap cairan, khususnya asam empedu.
Berkurangnya asam empedu mendorong tubuh menarik kolesterol dalam darah, untuk
diubah menjadi asam empedu, agar kadarnya normal kembali.
Mekanisme ini membuat kadar kolesterol darah terkendali,
sehingga mengurangi risiko stroke, serangan jantung koroner, dan katarak.
Selain itu, kandungan pektin dan gum yang melapisi dinding usus akan menghambat
penyerapan glukosa dalam makanan, sehingga kadar gula darah tetap terkendali.
Karena itu, food combining baik bagi pengidap kencing manis.
Serat tak larut yang banyak tersimpan dalam sayuran mencegah
sembelit, dengan membantu melancarkan pengeluaran kotoran. Karena sampah
makanan segera terbuang, dinding usus tidak sempat menyerap zat racun dalam
sampah makanan. Hal ini mencegah penimbunan zat racun biang kanker, khususnya
kanker usus.
Rasa mual yang timbul pada saat sembelit merupakan pertanda
tubuh mulai menyerap zat racun dalam sampah makanan. Kalau didiamkan, bisa muncul
jerawat, kulit kusam dan bersisik, bau mulut menyengat. Dengan menyantap
sayuran yang mulai menua dan makan buah bersama kulitnya, kandungan ligninnya
makin memperlancar proses pembuangan kotoran.
Karena itu rajin makan buah dan sayuran membuat kita kenyang
tanpa memberikan tambahan energi yang berarti. Tak heran, pelaku food combining yang kegemukan akan
menyusut berat badannya. Sementara yang langsing tidak menjadi kurus, karena
kecukupan kalori secara fisiologis memenuhi kebutuhan normal metabolisme tubuh.
Manfaat Karbohidrat Buah
Berbeda dari makanan pokok seperti nasi, mi, roti, ubi, atau
singkong, kandungan karbohidrat dalam buah sudah siap pakai. Dalam makanan
pokok, kandungan karbohidrat kompleksnya masih harus dipecah dulu menjadi
karbohidrat sederhana agar bisa digunakan tubuh sebagai sumber tenaga.
Sebaliknya, karbohidrat dalam buah sudah tersedia sebagai
karbohidrat sederhana, berupa gula buah fruktosa dan glukosa, yang bisa
langsung dimanfaatkan tubuh. Karena itu buah-buahan lebih cepat memasok energi
dibanding makanan pokok. Manfaat lain, buah banyak mengandung air, sehingga
dapat menyumbang sebagian besar kecukupan air bagi tubuh.
Karena dimakan mentah, buah memasok lebih banyak zat
antioksidan, karena kandungannya masih utuh. Kandungan antioksidan dominan yang
terdapat dalam buah secara umum berbeda menurut warna buah. Untuk mendapatkan
khasiat lengkap buah-buahan, konsumsi buah sebaiknya diatur kombinasi warnanya.
Yuk, kita coba mengenal khasiat buah menurut warnanya.
Merah
Semangka, strawberi, tomat, adalah contoh buah berwarna
merah, umumnya kaya antosianin dan likopen. Antosianin mencegah infeksi dan
kanker kandung kemih. Khasiat utama likopen menghambat kemunduran fungsi fisik
dan mental, antara lain membuat kita tidak mudah pikun. Likopen juga mencegah kanker
pankreas, mulut rahim, dan saluran cerna (rongga mulut, tenggorokan,
kerongkongan, lambung, usus besar, dubur).
Jingga
Buah yang daging buahnya berwarna jingga, seperti mangga,
pepaya, jeruk keprok, jeruk bali, melon jingga Honey Dew, sarat betakaroten.
Fungsi betakaroten yang paling dikenal adalah menghambat proses penuaan sel,
sekaligus meremajakan kembali sel-sel yang terlanjur menua. Makan banyak buah
warna jingga dapat mempercepat pemulihan kerut.
Sebagian betakaroten yang berubah menjadi vitamin A di dalam
tubuh akan memacu sistm kekebalan tubuh dan meningkatkan kesuburan pria. Buah
kaya betakaroten menjauhkan kita dari risiko stroke dan jantung koroner, dengan
cara mencegah menumpuknya kerak lemak pada dinding pembuluh darah, sehingga
tidak terjadi penyumbatan (aterosklerosis).
Bagaimana dengan buah berwarna hijau, putih, ungu? Hmmm, mungkin Anda mau menambahkan lewat komentar, silakan ya :)
Artikel Terkait
Komentar
lengkap banget infonya kak
BalasHapuspenipuan xl